memang
tak pernah ada titik kesempatan yang pas, apa tak perlu mencoba saja,
berjuta-juta kali ku utarakan, bintang tak akan mengerti maksud perkataanku
lelah
terkadang lelah hingga aku enggan bertemu dengan bintang lagi, aku sembunyi
dari dia, bertingkah seperti anak kecil, mengajak bermain petak umpet dari dia.
Hingga akhirnya bintang menyerah untuk mencariku dan aku merasa iba, karena aku
tak sanggup melihat bintang berlama-lama sengsara mencariku.
Aku
tersenyum kembali untuk bintang, mungkin itu pengnyebabnya, ya aku yakin itu,
aku terlalu sering memberikan senyuman dan menghibur bintang ketika aku selesai
berpetak umpet.
Aku
seharusnya seperti yang lain, tak memberikan bintang senyuman hingga dia menari
dikeramaian untuk mendapatkan senyumku untuk mendapatkan maafku.
Tapi
bukan hal-hal yang seperti itu yang ku mau dari bintang, aku gak pernah
menginginkan bintang mempermalukan dirinya, karena aku pun akan malu jika
bintang merasa malu.
Tapi
sampai saat ini aku tak tahu bagaimana membuat dia mengerti akan keinginanku
yang kecil ini, ya aku sama tak tahunya denganku, dia juga tak tahu kalau aku
sedang menangis karenanya,
Aku
tak pernah menyuruhmu membawakan bulan kepadaku untuk menemaniku, karena aku
tahu engkau akan sakit hati jika demikian, aku juga tak pernah meminta kamu
untuk menyediakan langit, jagat raya dan tata surya untuk kau tinggalkan karena
aku tahu itu permintaan konyol yang hanya membebanimu,
Aku
hanya kau menemaniku, itu saja.
0 komentar:
Posting Komentar