Tak ada rotan, apapun jadi.
Sunmor, pasar dadakan yang diadakan
setiap minggu pagi dari jam 05.00-12.00 terletak didaerah sekitar UGM
Yogyakarta.
Pasar ini menjadi pasar yang ramai oleh
penjual maupun pembeli, harga-harga di pasar ini terjangkau untuk semua lapisan
masyarakat.
Para penjual datang dari lapisan masyarakat,
ada para penjual yang memang mereka berjualan asli dari toko besar hingga
kecil, ada pula pedagang-pedagang dadakan, seperti misalnya para mahasiswa,
murid SMA dan SMP serta warga umum yang menjual pakaian bekas mereka sendiri.
Ada hal unik juga dalam pasar ini yaitu
seorang bapak-bapak yang menjual pulsa, ia berjalan mengelilingi Sunmor dan
menggantungkan kertas bertali dilehernya dengan tulisan Sedia Pulsa. Tubuh bapak
inilah yang kini menjadi toko itu sendiri.
Lebih anehnya lagi patung dadakan,
patung-patung ini berdiri ditrotoar yang berada di tengah jalan. Patung-patung
itu sebenarnya adalah manusia asli yang seluruh badannya dicet menggunakan cet
berwarna abu-abu, untuk ajahnya sendiri sebelum dicat dipasangi topeng terlebih
dahulu kemudian barulah dicet. Mereka berpose untuk sekian lamanya, dan
beberapa orang berphoto ria di dekatnya, disediakan juga ember pelastik untuk
menyimpan uang bagi orang-orang yang puas berphoto atau untuk orang-orang yang
merasa terhibur.
Melihat dua pekerjaan di atas itu terasa
miris, mereka rela mengais rupiah yang tak seberapa dengan berbagai cara,
bahkan dengan cara yang memalukan, semua itu dilakukan untuk keluarg mereka,
mereka adalah pahlawan bagi keluarga mereka.
0 komentar:
Posting Komentar