This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 24 Februari 2014

Indonesia



Gadis kecil itu sejak tadi menorek-noreh tanah lapang yang kering buyar oleh ranting pohon yang ia temukan. Keberadaannya dilapang ini bukan tanpa alasan, ia menemani seorang lelaki yang sebebanrnya membuat dirinya sendiri muak akan tingkahnya.

Gadis kecil itu memakai baju, celana dan topi yang sama dengan lelaki itu. Kaos berwarna hijau bercorak putih, ada gambar seorang lelaki yang cetakannya agak buram ditemani nomos dua didekatnya.

“Ya ampun, jelek banget dekorasinya yang bener dong.” Sering sekali lelaki itu meneriaki orang-orang yang sejak pagi menata lapangan ini menjadi sebuah panggung.

“Nana ayo pulang.”
“Iya Yah.” 

Si Gadis melemparkan ranting mengikuti langkah sang ayah, mobil mewah siap menunggu. Seorang lelaki siap sedia membukakan pintu untuk sang majikan. Mobil melaju meninggalkan pekerja yang sibuk dengan tugas masing-masing.

#lagubento iwan fals.

Sabtu, 22 Februari 2014

Rivalku Sahabatku



Sekelebat mimpi buruk selalu mengguyur tidur ku alasannya karena Dahlia selalu menjadi duri dalam dagingku. Keegoisannya memupuk kebencian pada diriku. Darah seni memang tidak murni diturunkan kepada diriku tetapi bukan berarti aku harus dikalahkan oleh dirinya juga.
Ayahku adalah seorang pelukis dan ibuku seorang pengusaha. Sejak dulu aku dan ayah hanya hidup berdua, ibu terlalu sibuk dengan perusahaannya. Saat ayah meninggal ibu tidak bisa merawatku karena kesibukannya yang akhirnya membuatku dititipkan kepada kakek yang merupakan ayahnya ayah. pada saat itulah aku bertemu dengan Dahlia. Dahlia dititipkan karena kedua orang tuanya ternyata sudah meninggal, orang tuanya adalah pelukis yang terkenal semasa hidup.
Dahlia gadis yang tidak pernah memikirkan hidupnya sendiri, yang ia pikirkan hanya melukis dan melukis. Dahlia bangun lebih awal untuk melukis dan tidur larut malam untuk melukis. Akulah yang selalu mengurus kehidupannya mencuci, menyiapakan makan dan lain-lain. Bahkan ia tidak pandai bersosialisai hanyalah aku yang menjadi temannya. Namun dibalik itu Dahlia adalah bintang, seseorang yang cerdas bahkan orang-orang menyebutnya si tangan surga. Ia menciptak surga disetiap kavas yang ia torehkan warna-warni.
Suatu hari Dahlia mengalami sakit panas akulah yang harus menggantikannya melukis dan aku menang dalam perlombaan itu namun ada satu hal yang membuat aku sakit hati dan membuat aku menjadi seseorang yang membenci Dahlia.
“Lukisanmu benar-benar hebat tetapi walaupun kamu menang dibanding dengan Dahlia kamu masih jauh dan belum melampaui, bahkan belum setara.” Kakek sendiri yang berkata begitu.
Biasanya setiap pagi aku membersihkan kamar Dahlia tetapi sudah seminggu aku membiarkannya tetap berantakan.
Pagi itu Dahlia masuk ke kamarku , ia masih menggunakan handuk berwarna putih, “Lala.. aku ingin meminjam bajumu. Semua bajuku kotor.” Perkataannya pelan tak berekspresi.
“Aku tidak akan meminjamkan baju untukmu. Kamu harus belajar mencuci.”
Dia memiringkan kepalanya ke kanan seperti orang kebingungan. “Mencuci?”
“Apa kamu akan selalu hidup seperti ini, harus aku semua yang mengerjalan? Aku juga ingin memiliki waktu lebih untuk melukis.”
Dia pongah “Lala kamu kenapa?”
Aku tidak memerdulikannya sama sekali, aku tetap menggambar di buku.
“Keluarlah keberadaanmu disini hanya menggangguku saja.”
Dia keluar tanpa kata-kata.
Ini hal lain yang membuat rasa sabar ini ku hentikan, dia seolah tidak peduli dengan perasaanku, aku membencinya. Andai ia tidak ada pasti akulah yang akan menjadi nomor satu disini.
Kelas musik akan segera dimulai, setengah jam sebelum pelajaran. Aku bisa menyiapakan perlatan terlebih dahulu. Pintu galeri sudah terbuka mungkin Dahlia sudah ada disana. karena tidak mungkin mas Hari datang sepagi ini.
Betapa terkejutnya aku ketika masuk ku jumpai Dahlia sedang melukis hanya menggunakan handuk.
“Dahlia!” Aku menariknya ke kamarnya.
“Apa kamu bodoh? Kenapa sih hidupmu hanya melukis dan melukis saja atur juga hidupmu!”
“Aku senang melukis karena saat melukis aku merasa Lala ada bersamaku, aku tidak takut takut kehilangan Lala saat melukis.”
Dahlia aku salah lagi menilaimu, aku menangis dan memeluk Dahlia.



terinspirasi dari Sakurasou no Pet na Kanojo (Mashiro dan Rita) :D